Istana Pagaruyung dan sekitarnya merupakan wisata spesial yang
bersentuhan dengan sejarah dan kerajaan masa lalu, dalam kemasan budaya khas
Bukittinggi, yang byukti-buktinya masih dapat dijumpai di kiri-kanan jalan. Tak
lupa suguhan cerita tentang asal-usul nama "Minangkabau", yakni
tentang kemenangan gudel setempat melawan kerbau besar dari Jawa.
Istana Pagaruyung terletak di Kecamatan Tanjung Emas,
Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Diukur dari Padang
(Ibukota Sumatera Barat), istana ini berjarak sekitar 108 kilometer, atau sekitar
45 kilometer dari Bukittinggi.
Keindahan Pagaruyung tidak hanya memperlihatkan
keindahan istana, tetapi juga lingkungan di sekitarnya, sehingga menjadi
destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Harga tiket masuknya yang terjangkau
membuat istana ini diminati para pelancong. Bisa jalan sendiri, atau dipandu
berbagai travel biro, yang banyak menawarkan jasa paket perjalanan saja maupun
dilengkapi dengan paket kesenian tradisional Minang.
Menurut sejarah, Istana Pagaruyuang atau Istano Basa merupakan
replika dari bangunan asli, yang terletak di atas bukit Batu Patah dan terbakar
habis dalam kerusuhan berdarah tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan
kembali, namun kembali terbakar pada tahun 1966.
Proses pembangunan kembali Istano Basa dilakukan dengan
peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada 27 Desember 1976. Bangunan baru ini
tidak didirikan di tapak istana lama, melainkan di lokasi baru di sebelah
selatannya.
Pada 27 Februari 2007, Istano Basa kembali mengalami
kebakaran akibat petir yang menyambar puncak istana, sehingga bangunan tiga
tingkat ini hangus terbakar. Ikut terbakar juga sebagian dokumen serta
kain-kain hiasan. Diperkirakan hanya sekitar 15% barang berharga yang selamat.
Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai
Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Adapun harta pusaka Kerajaan Pagaruyung
sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.
Kini bangunan Istana Pagaruyung berdiri megah,
memancarkan kemewahan Tanah Minang yang kaya. Inilah istana dengan bangunan
rumah adat berbentuk rumah gadang. Di dalam istana terdapat museum yang
memamerkan beberapa peninggalan dari perlengkapan dan perabotan raja, singgasana
raja, juga bilik putri raja dengan warna-warni yang cerah dan indah.
Apabila ingin berfotoria dengan lebih spesial, di lantai
bawah istana tersebut terdapat penyewaan baju adat Minangkabau lengkap dengan
aksesorisnya, cukup Rp35.000 bisa pakai sepuasnya di area istana. Saya juga
melakukannya, dan dengan begitu, saya bisa berkhayal menjadi Bagindo Datuk Nugaya.