RESTO KLUWIH, Bogor
Resto ini belum genap sebulan sejak diresmikan 13
Maret 2017. Namun, kehadirannya banyak mengundang orang untuk bertandang.
Pertama,
karena lokasinya yang mudah dijangkau, yakni di Jl. Binamarga II nomor 27 Bogor,
berdekatan dengan gerbang tol Bogor.
Kedua, karena
arsitekturnya yang ciamik, nampak keren di antara sejumlah bangunan yang ada di
sekitarnya, apalagi di seberangnya berjejer taman-taman penjual tanaman hias,
yang menambah keasrian resto ini. Dua pohon besar tidak ditebang, melainkan dipertahankan
tumbuh dan berkembang di area resto, bahkan menerobos dan menjulang hingga ke
lantai 2. Kedua pohon tersebut menjadi pemikat karena keunikannya, salahsatunya
ya pohon Kluwih yang menjadi nama resto ini. Kluwih (Artocarpus Communis atau Artocarpus altilis) buahnya mirip sukun dan nangka. Tanaman
ini sudah jarang kita jumpai, mungkin karena nilai ekonomisnya rendah atau
masyarakat belum tahu cara pengolahannya.
Ketiga, penataan ruangan sangat efisien tetapi memberi ruang yang nyaman bagi orang-orang yang gemar selfie, welfie, atau berfotoria. Di lantai 1, ada tempat mainan anak dan sangkar burung besar. Untuk naik ke lantai 2, bukannya disediakan tangga, melainkan ada jalan melingkar. Di lantai 2, selain dekat dengan daun-daun kedua pohon besar itu, ada juga sangkar burung berbagai jenis; juga ada bemo, kendaraan favorit zaman baheula, yang kini ternyata sangat disukai oleh anak-anak kecil (dan anak besar juga). Oh ya, meskipun secara umum resto ini bersatu dengan alam terbuka, tapi di lantai 2 ada juga ruangan ber-AC bagi yang menginginkan.
Adapun menu makanan dan minumannya, saya kira
biasa-biasa saja seperti kebanyakan resto Sunda, antara lain: Nasi Tutug Oncom,
Soto Bogor, Nasi Bakar Jambal, Tempe Tepung, Semur Jengkol, Ayam Kalasan, Bajigur,
Colenak, Es Tape Kelapa, Es Kelapa Alpukat, Es Jeruk Peras, Es Coklat, dll.
Sajian yang menggoda untuk dinikmati pastilah paket liwet untuk 6-10 orang beralas
daun pisang, yang sangat eksotik !!!. Sayang, kami harus kuciwa karena tak
dapat menikmati paket tersebut. Khusus untuk sayur asem yang di dalamnya ada Kluwih
(sebagai icon resto ini), sepertinya tak seenak buatan ibu saya doeloe. Terlalu manis, kurang asem, dan
bau cabe merah. Semoga hal ini menjadi perhatian dari pengelola resto ini.
Oh ya, dengan membludaknya peminat, maka kita
harus berbekal cukup kesabaran untuk menunggu pesanan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar