Senin, 05 Oktober 2015

Melepas Perangkap Impor Pangan


Judul Buku      : Melepas Perangkap Impor Pangan
Penulis             : DR. Ir. Hermen Malik, MSc.
Penerbit           : LP3ES, Jakarta, Juni 2014.
Tebal                : (xxiv+336 halaman). 
ISBN                : 978-602-7984-09-7

Buku ini bermakna bagi pembangunan pertanian ke depan, karena membahas isyu perangkap impor pangan, sekaligus memberi jalan keluarnya untuk mencapai kedaulatan pangan. 

Meskipun buku ini hadir dari hasil kontemplasi seorang akademisi, paparan buku ini sarat kedalaman pengalaman lapangan, karena sang penulis, Hermen Malik, adalah mantan pejabat nasional, dan kini Bupati Kabupaten Kaur, Bengkulu sejak empat tahun lalu.   

Ditinjau dari sisi pertanian secara lebih luas, kebutuhan untuk memberdayakan sektor pertanian terutama karena produksi sejumlah komoditas belum memenuhi kebutuhan, sehingga harus mengimpor. Laju pertumbuhan impor pertanian pada 2004-2013 mencapai 16,8%/ tahun. Untuk komoditas pangan utama Indonesia masih menjadi negara net importer. Komoditas pangan yang menyumbang impor terbesar adalah kedelai, jagung, beras, serta subsektor hortikultura. Subsektor peternakan juga masih defisit neraca perdagangannya, yang terbesar adalah impor susu, ternak sapi dan daging sapi.[1] 

Sektor pertanian juga belum menarik pihak perbankan untuk membiayainya. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Triwulan II-2015, kredit sektor pertanian, perburuan dan kehutanan hanya 5,83%.[2]


[1] Source: http://old.setkab.go.id/artikel-13835-posisi-pertanian-yang-tetap-strategis-masa-kini-dan-masa-depan.html.
[2] Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, Laporan Triwulan II-2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar