Jumat, 03 Juni 2016
SMAN2 BOGOR JUANDA: Tinggal Kenangan
Bangunan tua itu hanya tinggal kenangan. Tiada lagi plang nama kebanggaan: “Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bogor”. Secara fisik hampir segalanya telah berubah. Secara keseluruhan, kini bangunan itu telah berubah menjadi bangunan moderen.
Hanya lapangan basket di bagian depan dan profil pintu kelas yang dipertahankan. Profil pintu kelas itu bahkan menjadi prototipe untuk kelas-kelas yang lain, yang kini bertingkat empat. Kelas I-4 (kelas saya!!), kini menjadi Ruangan Kimia. Kelas lain, rupanya mempunyai nama yang lain pula. Kemarin kami memang datang terlalu pagi, sehingga tak sempat memasuki ruangan kelas karena petugasnya sedang berlibur. Ya, kini di kompleks itu hanya tinggal SMPN1 dan SMAN1, sedangkan SMAN2 tersingkir ke Jl Tanah Baru.
Kantin yang dulu terselip di bagian belakang kini telah pindah ke bagian tengah, sepertinya dekat tempat kantor dan ruangan guru tempo doeloe. Mushola yang dulu sempit dan kotor, kini berganti dengan mushola besar, dilengkapi dengan toilet yang rapi dan bersih. Lima orang tampak tertidur di ruangan berkarpet tebal itu, entah siapa, dan mengapa mereka bisa tidur selelap itu.
Saya juga tak sempat melihat bagian dalam perpustakaan, yang dulu cukup rajin saya kunjungi, termasuk bersukacita mengumpulkan buku-buku tua, yang suatu ketika harus dikeluarkan dari perpustakaan; mungkin karena tersisih oleh buku-buku baru yang datang kemudian, -- yang tak dapat ditampung oleh ruangan yang sempit kala itu.
Majalah dinding (manding) yang dulu semarak dengan berbagai gambar, prosa dan puisi, ... kemarin hanya menampilkan pengumuman “SMANSA Day 2016”. Entah kenapa, tiba-tiba saya teringat “Kelompok Cau”, meskipun saya tak paham siapakah gerangan anggota kelompok itu. Saya juga heran, kenapa dulu teman-teman itu menamakan kelompoknya sebagai “Kelompok Cau”. Saya hanya ingat bahwa dulu puisi-puisi saya beberapa kali pernah menempel di manding itu; -- yang judul-judulnya tak terunggah, terkikis perjalanan sang waktu. Kalau tak salah Akbar Chasany, Dedi Bambang, Rossi Rozanna, Agus Gozali, Fery Ferry Atmakusumah (Pepep), Syarif Hidayat adalah nama-nama yang pernah muncul di manding itu.
Baik di bagian luar maupun bagian dalam kini berjejer berbagai jenis kendaraan roda dua dan roda empat. Di masa lalu, hanya sedikit sepeda motor yang terparkir di dalam, sedangkan teman-teman yang punya mobil harus puas parkir di Gang Selot yang kini sudah dirapikan. Sayangnya, di hari libur pagi kemarin, hanya bubur ayam yang sudah menjajakan makanan, sehingga keinginan untuk menikmati doclang dan toge gebro, tak kesampaian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar