BAMBU YANG MERUNDUK, NAMUN BANYAK
MANFAAT
Bambu itu merunduk manakala angin
bertiup. Semakin kencang angin bertiup, semakin rendah dia merunduk. Namun ia
tidak patah, tak juga dia melawan. Ia meredam kebuasan sang angin menjadi
ketenangan yang nyaman.
Batangnya tegak menjangkau langit, namun
akar serabutnya menjulur kemana saja, untuk merekat dan memperkuat
keberadaannya.
Bambu adalah contoh ajaran kebaikan dan
kebajikan. Ia akur dalam kelompok, serta merekat persahabatan dan kekerabatan.
Ia teguh, tabah dan sabar dalam situasi apa pun. Ia sangat berguna bagi siapa
saja.
Beberapa waktu yang lalu saya melihat
pameran karya Akademi Bambu Nusantara (ABN) di Jakarta. Saat itu, saya langsung
teringat hutan bambu di Kebun Raya Bogor, sambil membayangkan bahwa rumpun
bambu semacam di Kebun Raya itu banyak juga terdapat di kampung saya, dan juga
bertebaran di seantero Nusantara, yang pernah saya kunjungi.
Ya, banyak sekali jenis bambu yang
tumbuh di negeri ini, konon mencapai 159 spesies di antara 1.250 jenis bambu
yang terdapat di dunia. Memang Indonesia adalah salah satu wilayah yang menjadi
surga bagi jenis tanaman ini, yang di beberapa daerah mempunyai sebutan berbeda
seperti buluh, aur, awi, dan eru.
Manfaat Bambu
Menurut Muqodas Syuhada, pendiri ABN,
kegunaan pohon bambu lebih banyak dibanding dengan kelapa, misalnya. Bambu bisa
dimanfaatkan untuk menjaga kedaulatan sandang, pangan dan papan, serta
kedaulatan lingkungan," katanya.
Bambu bermanfaat dalam hal makanan.
Misalnya, Lumpia Semarang tak nyaman jika tak dicampur bambu muda alias rebung.
Bungkus bacang terbuat dari daun bambu. Lemang juga dibakar dengan menggunakan
bambu berlubang. Terkait dengan makanan ini, jangan lupa menyebut sumpit, tusuk
sate, dan tusuk gigi. Peralatan dapur pun banyak yang menggunakan bambu,
seperti bakul, hihid, boboko.
Bambu juga digunakan untuk membuat
jembatan, pagar, saluran air, bahan bangunan tempat tinggal.
Untuk alat musik juga bisa, seperti
suling dan karinding. Bambu juga membantu Pak Daeng Sutigna dan Pak Udjo
Ngalagena menjadi terkenal ke seantero negara dengan memperkenalkan angklung,
arumba dan calung, yang semuanya terbuat dari bambu.
Bambu juga bisa digunakan untuk senjata
dan permainan, seperti meriam bambu, galah, rakit/perahu, tongkat. Bambu
runcing terkenal zaman kemerdekaan sebagai senjata. Ada juga meriam bambu, yang
kalau di kampung saya disebut "lodong". Memang ada juga lodong
terbuat dari batang pakis, tetapi susah nyarinya, sedangkan lodong bambu banyak
tersedia di sekitar kampung. Lodong-lodong itu sangat digemari waktu bulan
ramadhan, dengan gelegarnya yang membuat kami suka cita: anak-anak maupun orang
dewasa.
Dari segi lingkungan, kalau tumbuh di
tebing, bambu bisa menguatkan untuk menahan longsor, karena akar serabutnya
yang bisa menjalar jauh.
Ternyata, yang harus ditiru bukan hanya
"ilmu padi", dan “ilmu kelapa”, tapi juga "ilmu bambu".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar