Heru HS, SRIKANDI, Ecosystem Publishing, Surabaya, November 2017, 144 halaman, ISBN 978-602-1527-44-3.
________
________
Tak percuma di bawah judul buku (Srikandi) tertulis "Novel wayang spiritual". Halnya, dalam novel singkat ini kita diajak berkelana spiritual menjelajah tragedi kehidupan manusia yang senantiasa berlumuran derita, dosa, amarah, cinta, dan asa. Wacana spiritual itu antara lain (sebagian besar) berupa monolog Srikandi yang tak bisa menerima kehadiran Dewi Manohara, yang merampas cinta Arjuna dari dirinya. (Meskipun Srikandi sendiri "merampas" cinta Sang Donyuan Arjuna dari Dewi Ulupi, Subadra, dan Larasati)
Ya, buku ini mengisahkan perjalanan Dewi Srikandi, sejak berbahagia menapaki lakon sebagai isteri Arjuna, hingga proses perubahan jati dirinya menjadi lelaki ksatriya atas bantuan Begawan Stuna. Peristiwa memalukan yang tentu saja melabrak tradisi, hukum, dan agama, sehingga Arjuna berketetapan hati bahwa Srikandi harus dihukum.
Namun demikian, di akhir kisah Arjuna, sang lelaki langit itu, memaafkan Srikandi berkat bisikan Kresna di menit-menit yang genting menjelang Arjuna melepaskan anak panahnya. Sesungguhnyalah nasehat yang sama juga disampaikan sebelumnya oleh Yudhistira dan Semar kepada Arjuna, namun tak diindahkannya karena kemarahannya yang luar biasa.
______
______
Tentu saja happy ending, ... cerita selanjutnya berlangsung sesuai skenario para dewa, bahwa di kemudian hari, di medan Kurusetra Srikandilah yang akan mengalahkan kehebatan Bisma di kancah Bharayudha sebagai perwujudan supata Dewi Amba di masa lalu, yang cintanya ditolak oleh Bisma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar