Bapak
Suharyo Husen, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), memberikan penjelasan
tentang latar belakang, visi dan misi lembaganya kepada perwakilan APRACA dan
AFRACA dari Nepal, India, Nigeria, Kenya, dan Uganda. Para tamu dari
mancanegara itu mendapatkan penjelasan di Kantor Pusat MSI, Pondok Ratna Farm
(PRF) Jl. Raya Tapos Nomor 10, Kampung Cukanggaleuh 1, Desa Jambuluwuk, Kecamatan
Ciawi, Kabupaten Bogor.
Selain
itu, Pak Suharyo juga memaparkan permasalahan dan prospek komoditas singkong sebagai
bagian dari upaya diversifikasi pangan. Selain itu, ternyata singkong juga
dapat dijadikan bahan baku untuk membuat plastik ramah lingkungan (green plastic), yang limbahnya di alam jauh
lebih cepat terurai dibanding plastik yang selama ini digunakan.
Solusinya
pun disediakan dengan sistem kluster. Menurut analisisnya, economies of scale dicapai pada skala usaha 310 hektar. Dapat juga
dikembangkan Klaster Singkong Terpadu dengan luasan 30 Ha/Klaster. Pola ini
dapat diarahkan untuk memproduksi Chips Mocaf dan Chips tepung, bioethanol, dan
pakan ternak. Pola yang sama bisa juga diarahkan untuk memproduksi singkong
kupas untuk memasok kebutuhan 170 pabrik krosok (tapioka kasar) yang ada di
daerah Legokgaok, Desa Kadumangu, Kecamatan Babakan Madong, Sentul, Kabupaten Bogor. Selanjutnya, produk dari pabrik-pabrik kecil ini dipasok
ke pabrik tapioka halus di daerah Ciluwar, Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar