Kamis, 26 Agustus 2021

AULA GUNUNGGEDE DAN GEDUNG ANTIK

Kenangan Masa Kuliah di IPB (6):

Oleh Tika Noorjaya (A13.405)

Aula Gununggede waktu itu termasuk gedung besar yang dapat menampung mahasiswa lebih banyak, baik untuk perkuliahan, quiz/ujian, atau kegiatan ekstra kurikuler dan hiburan.



Bagi saya, sebagai mahasiswa Faperta, kesempatan terbanyak di ruangan ini adalah waktu kuliah Agama Islam selama satu semester. Pernah juga 1-2 kali kuliah Kewiraan dan Pengantar Ilmu Pertanian (PIP), yang entah kenapa waktu itu dialihkan ke sana, karena biasanya di Kampus Baranangsiang.

Kegiatan yang agak sering di Aula ini adalah quiz/ujian. Karena jaraknya lebih jauh dari rumah saya (dibanding ke Baranangsiang), maka saya harus berangkat lebih awal.

Ada suatu kenangan buruk ketika Ujian Bahasa Indonesia. Saya telat ujian hampir setengah jam karena jaket Korea saya ditahan oleh Polisi Miiliter di Jembatan Merah. Katanya, saya sebagai orang sipil dilarang memakai pakaian militer. Padahal, waktu itu banyak orang yang suka dengan kegagahan jaket Korea itu, meskipun harus didapatkan dengan susah payah.

Walaupun demikian, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan ujian dengan lengkap pada waktunya, dan nilai akhirnya pun lumayan.


_____
Tahun 1977, untuk pertama kalinya saya menyaksikan Bimbo Group berqasidah di Aula Gunung Gede.

Menurut Kang Asep Saefuddin dan Kang Widiyanto, waktu itu HMI IPB sedang menyiapkan pembentukan BKI (Badan Kerohanian Islam) dan mengundang Bimbo dalam rangka Isra'Miraj 1397 H.

Saya heran, Kang Sam Bimbo, kakak tertua dari tujuh bersaudara itu, yang sekaligus menjadi pimpinan Bimbo Group dan penulis lagu Bimbo yang produktif, ternyata sering lupa lyrik lagu. Teh Yani, adiknya, ketawa-ketiwi melihat kakaknya menyanyi salah lyrik, hi hi hi. (Waktu itu, Iin Parlina tak ikutan, katanya sedang sakit).


_____
Ketika Tingkat II, saya bersama Kang Agus D. Gozali menjadi Mentor Unit Kegiatan Paduan Suara, yang bertempat di Aula Gunung Gede.

Tak lain, karena pelatihnya adalah Ibu Nani Gozali, perwakilan Sanggar Seni Suara Pranajaya, yang waktu itu sangat populer. (Beliau saya kenal sejak lama, sebagai guru yang aktif mengembangkan kesenian di SMP4 Bogor dan SMAN2 Bogor).


____
Satu atau dua tahun kemudian, saya mengikuti pelatihan yang juga bertempat di Aula Gunung Gede, hanya saya lupa, apakah itu Pelatihan Sekretaris atau Pelatihan Jurnalistik.

Kesan paling mendalam adalah materi dari DR. F. G. Winarno (sekarang sudah profesor sepuh). Di luar dugaan, sarjana kedokteran hewan ini ternyata membawakan materi tentang pembuatan Bar-chart, Net Work Planing (NWP), Critical Path Method (CPM), dan lain-lain, yang waktu itu sedang “in”.

Beliau membuka presentasinya dengan kutipan tentang kemampuan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, yang katanya hanya perlu "Tiga Sen".

Wow. Ternyata, yang dimaksud adalah Three Senses, yaitu Competense, Integrity, dan ... Humour.
______
Di sebelah kiri Aula Gunung Gede ada gedung antik yang kini menjadi Sekolah Vokasi IPB. Gedung tersebut tak lain adalah "Lembaga 2: Ilmu fa'al dan chasiat obat. Kimia fa'ali dan Ilmu hewan".

Saya tertarik dengan Ejaan Van Ophuysen yang dipertahankan sebagai heritage. Semoga demikian untuk seterusnya.

(Masih teringat, tulisan itu sudah ada sejak saya menginjakkan kaki pertama kali di Bogor awal Semester 2-1973, ketika saya pindah dari SMAN4 Bandung ke SMAN2 Bogor).
_____
Untuk mengunggah kenangan, dua tahun lalu saya mengajak Tim Editor Buku Kenangan Astagian-IPB13 untuk bernostalgia di sana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar