Wisma Raya, adalah masa lalu Hotel Royal sekarang, yang
terletak di Jl. Ir. H. Juanda nomor 16, Bogor. Dengan berada di pusat kota, dan
dilalui kendaraan umum, maka asrama ini amat strategis, dekat dengan pasar dan pusat
keramaian, juga tak terlalu jauh dari kampus IPB. Selain bemo yang lalu-lalang
dua arah, sampai dengan tahun 1978, Jl. Juanda juga masih dilewati bus menuju
ke Stanplat di Jl. Kapten Muslihat, depan Toko Dezon.
Berbeda dengan perannya sebagai hotel sekarang yang menyediakan 98 kamar, penghuni asrama Wisma Raya cuma dapat menampung sekitar 35 orang. Dengan jumlah penghuni yang sedikit, maka suasana kekeluargaan sangat erat. Banyak mahasiswa IPB yang ingin tinggal di sini karena dekat dengan kantor pos tempat mengambil wesel bulanan dari orang tua. Karena itu, untuk dapat menjadi penghuni asrama ini, mahasiswa harus sabar menunggu hingga ada alumni yang keluar dari asrama ini.
Selain memiliki kelebihannya yang strategis, Wisma Raya
juga memiliki kekurangan, antara lain tidak mempunyai aula atau tempat yang cukup
luas untuk menyelenggarakan suatu acara. Ruang tamu dan ruang rekreasi
sewaktu-waktu bisa menjadi ruang rapat pengurus dan atau rapat penghuni, dan
bisa juga disulap menjadi tempat menyelenggarakan pesta, dilengkapi dengan
pesta dansa. Peristiwa apa pun bisa dijadikan dalih untuk mengadakan pesta.
Ada hal yang patut
diacungi jempol. Penghuni asrama ini setiap tahun memperingati hari Kemerdekaan
Republik Indonesia. Begitu matahari muncul di ufuk Timur, para penghuni telah
berpakaian rapi, siap mengikuti acara pengibaran bendera sang saka merah putih
diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Acara dilanjutkan dengan pembacaan
teks Proklamasi, sambutan ketua Asrama, pembacaan do’a dan lain-lainnya. Setelah
upacara selesai sebagian penghuni duduk-duduk santai di halaman, dinaungi oleh
tiga pohon cemara, menyanyikan lagu-lagu perjuangan diiringi petikan gitar
salah seorang penghuni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar