Senin, 23 Agustus 2021

RUANG KULIAH DI BARANANGSIANG

Kenangan Masa Kuliah di IPB (2)

Oleh: Tika Noorjaya (A13.405)

Sewaktu Tingkat Persiapan Bersama (TPB), sebagian besar kegiatan perkuliahan dan praktikum diselenggarakan di Kampus Baranangsiang. Ada tiga ruang kuliah (RK) legendaris, yaitu RK Kimia, RK Botani, dan RK Fisika. Kesemuanya dapat menampung sekitar 450an mahasiswa, yang dipilah menjadi empat kelompok. 

Sebagai anggota Kelompok III yang berjumlah sekitar 90an orang, kami menempati Ruang Kuliah Botani. Hanya dalam hal khusus kami pindah ruangan.



 Ruang Kuliah Kimia (kiri atas); Ruang Kuliah Botani (kanan atas); Ruang Kuliah Fisika (bawah).

_____ 
Di ruangan itu bor atau papan tulis hitam memanjang di depan kelas, cukup luas untuk menjadi pusat perhatian dan mencatat kuliah para dosen, dengan segala gayanya. Ketika mengajar, para dosen itu masih menggunakan kapur tulis, tentu saja.  

Ada dosen yang lembut hingga suaranya nyaris tak terdengar; ada pula dosen yang menghentak-hentak walaupun bukan orang Batak. Pak Andi Hakim Nasoetion, tentu saja orang Batak kekecualian, karena suaranya yang pelan dan menggeram, cadel pula. 

Oh ya, di meja depan itu ada juga keran untuk cuci tangan, meskipun seringkali airnya mampet. _____ 
RK Botani berada di bagian tengah, strategis, di antara RK Kimia dan RK Fisika. Di seberangnya ada Menhetten (Mahatani), yang di bagian belakangnya ada "kantor" Senat Mahasiswa Faperta. 

Posisi ini menguntungkan karena sebelum kuliah/praktikum kita bisa nongkrong di Mahatani dulu sambil memandang teman-teman yang lalu-lalang, siapa tahu ada yang bisa diajak kerjasama sebagai "pembanding" dalam penyusunan laporan praktikum atau laporan responsi. Kalau pas lagi ada uang, kita juga bisa pesan teh manis, kopi atau mi rebus made-in Dayat (kalau tak salah), penjaga kios Mahatani, yang logat Sundanya kentel banget. 

Di sini kita bisa juga mengincar barang baru berupa kaos, jaket, topi, tas, stiker, gantungan kunci, dll. Pemasok barang-barang tersebut antara lain Rachman Effendi, sesama Astagian, sekaligus teman akrab saya sejak di Alamanda’75 SMAN 2 Bogor, yang punya sense of business yang terbawa hingga sekarang. Kadang-kadang saya juga ikut-ikutan bisnis dengannya, kalau ada yang pesen vandel, plakat, atau kaos dari institusi/perguruan tinggi lain. Di sela-sela kebersamaan dengan Rachman, sejak masih di SMA 2, kami sering berkunjung ke rumah Lily Siti Nuramaliati di Jl. Bangka 25, yang bunganya cantik-cantik dan banyak disambangi kumbang-kumbang. Waktu itu, saya menangkap “ada pelangi” yang bersinar di mata Rachman kalau sedang menatap Lily. Alhamdulillah, akhirnya mereka berjodoh beberapa puluh tahun kemudian. 
______ 
Hal yang mengherankan, ruang kuliah kami sering didatangi mahasiswa/i dari kelompok lain, entah apa sebabnya. Sedemikian seringnya mereka bergabung, sampai lupa bahwa mereka adalah pengungsi, yang tak terdaftar di Kelompok III. Itulah sebabnya, banyak rekan Kelompok III yang booking tempat duduk sebelum kuliah dengan menyimpan tas/buku lebih dulu, sebelum para pengungsi itu datang. 

Saya sendiri lebih memilih duduk di barisan tiga atau yang lebih belakang, kuatir ditanya dosen, he he he. 
_____ 
Ruang Kuliah Botani memang mengesankan dengan bangku-bangku kokoh memanjang, yang menanjak ala theater bioskop atau tontonan gladiator di negeri Yunani. Bangunan ini memang nyaman tanpa AC sekalipun. Sistem pencahayaannya juga cukup memadai. 

Ruangan ini terbagi tiga, satu di tengah, satu di sayap kiri dan satu lagi di sayap kanan. Pembagian "sayap" dipisahkan oleh dua tangga yang bergradasi menaik ke belakang. Nah, di lantai barisan belakang itulah seringkali saya melihat teman-teman yang tiduran sambil menunggu praktikum atau responsi di sore hari. 

Ventilasi udara yang berada di sebelah kiri selain meniupkan angin semilir, juga cukup nyaman untuk melihat lapangan hijau di bagian depan kampus. Kadang rerumputan hijau itu diselimuti bunga randu yang berguguran dan beterbangan menutup halaman. Indah nian, ... seakan tebaran salju. 
______ 
Di bagian luar sebelah kanan, ada papan pengumuman, yang seringkali membuat saya degdegan, menanti pengumuman hasil quiz atau ujian. 

Belakangan saya bisa menebak, sehabis melihat papan pengumuman itu siapa yang mukanya berseri-seri, namun banyak pula yang mengelus dada. Mereka yang berseri-seri itu umumnya mahasiswa yang biasa duduk di baris satu atau baris dua, ... Willy, Nora, Komarsa (alm), misalnya. 

Adapun yang merana atau mengelus dada kebanyakan yang duduk di bagian belakang, ... untuk itu saya tak perlu menyebutkan contohnya. He he he. 
______ 
Oh ya, di Kelompok III juga banyak kaum residivis, RCD ... Para senior yang galak-galak sewaktu OSMA, ternyata terdampar di “kapal yang sama” di kelompok kami, hi hi hi. 

Meskipun sekelas, kami tetap menyebut mereka kakak, mas, akang, teteh, embak, abang, dll. Di antara mereka, ada seorang mahasiswi cantik yang berangkat dan pulang kuliah dengan mengendarai sedan Corona oranye tua, suatu kemewahan kala itu, di antara sebagian besar mahasiswa/i IPB yang naik bemo atau bahkan jalan kaki, sambil berpayung fantasi menyusuri trotoar dengan harap-harap cemas karena wesel dari orang tua tak kunjung tiba. 
_____ 
Saya termasuk mahasiswa yang sering pakai payung sambil berfantasi ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar