“Daun-daun pohon yang lebat seperti
baru bangkit dari tidur, nyenyak dibuai kegelapan malam tadi, nampak segar
bermandikan embun yang membentuk mutiara-mutiara indah di setiap ujung daun dan
rumput hijau. Cahaya matahari menciptakan jalan emas memanjang di atas air
Sungai Yalu Cangpo yang mengalir tenang, seolah-olah masih malas dan
kedinginan.
Sukarlah menggambarkan keindahan alam
di Pegunungan Himalaya ini di pagi hari itu. Pagi yang cerah dan amat indah.
Kata-kata tidak ada artinya lagi untuk menggambarkan keindahan. Kata-kata
adalah kosong, penggambaran yang mati, sedangkan kenyataan adalah hidup,
seperti hidupnya setiap helai daun di antara jutaan daun yang bergerak lembut
dihembus angin pagi.”
Itulah penggalan kalimat pembuka buku Asmaraman
S. Kho Ping Hoo dalam seri Suling Emas dan Naga Siluman (CV
Gema, Surakarta, Cetakan VI, 2002). Sungguh suatu pengantar yang nikmat untuk
memulai membaca sebuah cerita silat, yang selengkapnya terdiri dari 51 jilid
yang rata-rata mencapai 64 halaman setiap jilidnya. Dengan format buku saku yang
relatif kecil (13,5 x 10 cm2), maka buku ini bisa dibawa ke mana saja.
Menurut catatan pengamat, selama 30 tahun
Kho Ping Hoo telah menulis lebih dari 120 judul cerita silat bersambung semacam
ini. Lupa, berapa banyak cerita yang pernah saya baca, tapi Bukek Siansu,
Istana Pulau
Es, Pendekar
Bongkok, Pendekar
Super Sakti, Kisah Para
Pendekar Pulau Es, Si Tangan Sakti, ... adalah
contoh-contoh judul yang pernah menemani saya mengisi waktu luang, khususnya di
bulan puasa.
Mengagumkan. Padahal, Kho Ping Hoo, konon, tidak
memiliki akses ke sumber-sumber sejarah negeri Tiongkok berbahasa Cina,
sehingga banyak fakta historis dan geografis Tiongkok dalam ceritanya yang tidak
sesuai dengan kenyataan.
Walaupun demikian, Cerita Silat ala Kho Ping Hoo sungguh
berkesan. Karyanya yang penuh fantasi membangkitkan rasa ingin keingintahuan
untuk menuntaskan jalan ceritanya. Padahal, di akhir cerita, biasanya Kho Ping
Hoo akan membuat narasi yang mengundang kepenasaran semacam ini: “Bagaimana
perjalanan Cin Liong selanjutnya akan diceritakan oleh pengarang dalam cerita
lain. ... Cerita tentang para pendekar Pulau Es akan disusun dalam kesempatan
mendatang”. Ya, ... begitulah selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar