ARDIAN KRESNA, "Pahlawan Pilihan
KRESNA", Diva Press Jogjakarta, November 2009, 208 halaman.
Sepintas judul buku ini mengesankan KRESNA
sedang melakukan pemilihan pahlawan, dan ARJUNA yang dipilihnya untuk
dibela. Itu pun janggal, karena hampir 75% buku ini bercerita tentang BAMBANG
EKALAYA yang tekun belajar ilmu memanah dan bijaksana memimpin negara (setara
Yudistira). Padahal, teknik belajarnya hanya semata-mata dari patung Durna yang
dipujanya. Barangkali semacam Long Distance Learning, Sistem Belajar Jarak jauh (SBJJ), kalau dalam
terminologi sekarang.
Meskipun kemahiran EKALAYA ternyata setara
Arjuna, ... akhirnya dia diperdaya oleh Durna, ... lalu Arjuna dan Kresna
bersekongkol membunuhnya. TRAGIS. IRONIS.
Cerita wayang memang
sudah diplot para dewa sedemikian rupa, ... sehingga tokoh di luar mainstream
(yang taqdirnya telah ditetapkan) harus tersingkir. Tokoh semacam Ekalaya harus disingkirkan. Hasil jerih
payah Ekalaya dengan SBJJ berakhir di rekaperdaya Durna.
Sebagai refleksi, di zaman
kini, tatkala Avatar merebut pasar, atau superhero yang berjaya dalam berbagai
versi, saya malah terkenang bahwa di dunia wayang ada nilai-nilai yang bisa
digali. Karena itulah saya senantiasa tergoda membeli buku wayang tatkala
menyambangi toko buku di mana saja, termasuk di toko buku online atau buku loakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar