Museum Timah awalnya merupakan rumah
dinas Hoofdt Administrateur Banka Tin Winning (BTW), yang beralamat di
pusat kota, Jalan Ahmad Yani No. 179, Pangkalpinang. Didirikan tahun
1958, inilah satu-satunya museum timah di Indonesia, bahkan di Asia.
Tanpa dipungut biaya, museum ini dibuka setiap Senin-Minggu pukul 08.00
hingga 16.00 WIB, dan libur pada hari Jumat.
Selain menyimpan
catatan perjalanan panjang sejarah pertimahan, gedung ini juga memiliki
nilai sejarah yang penting bagi kemerdekaan RI. Di sinilah perundingan
Komisi Tiga Negara dilaksanakan, sehingga lahirlah Roem-Royen Statement
pada 7 Mei 1949 yang berujung pada penyerahan kedaulatan Republik
Indonesia pada Desember 1949.
Saat memasuki halaman museum, tampak
sebuah lokomotif pengangkut timah. Di dalam museum, kita dapat
mengetahui sejarah penambangan timah di Bangka sejak abad ke-17 pada
masa Kesultanan Palembang, termasuk sebuah diorama yang menunjukkan
penambangan timah secara manual di masa silam dengan menggunakan tenaga
manusia.
Dari ketinggian 27.000 kaki, sebagian tanah Bangka seperti
bopeng dan berlubang-lubang; karena penambangan di masa lalu yang
kurang memperhatikan reklamasi.
Meskipun demikian, kubangan tersebut ada
juga yang sekarang memberikan manfaat, karena dapat menampung air yang
melimpah dan jernih di musim kemarau sekalipun. Beberapa kolam (mereka
menyebutnya: “kolong”) galian tambang di masa lalu itu, kini ada juga
yang dimanfaatkan menjadi kolam ikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar