Senin, 24 Agustus 2015

BANYUMAS: Batik Papringan Banyumasan


Batik Banyumasan di Desa Papringan ini merupakan representasi estetika seni dan budaya Banyumas, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas (Jawa Tengah),
 
Sejak jaman kerajaan, masyarakat Desa Papringan, sebagian besar kaum perempuannya memiliki kegiatan membatik untuk mengisi waktu luangnya, juga membantu pendapatan keluarga. Perkembangan batik di Banyumas, konon, dibawa oleh para pengikut Pangeran Diponegoro yang menetap di sini setelah selesai peperangan tahun 1830.

Berpuluh tahun lalu, para pembatik Papringan hanya berperan sebagai buruh batik dari para pengusaha di kota. Mereka memola mori, atau mengisi mori yang telah dibatik sebelumnya. Mereka menerima upah per lembar kain, tanpa penghargaan terhadap karya seni, ataupun harga jual kain batik nantinya. Hubungan pengrajin batik Papringan dengan pengusaha di Sokaraja sebenarnya simbiose mutualistis, tetapi pengrajin batik tidak punya daya tawar yang baik. Mereka hanya sebagai buruh dengan upah yang minim. Karena itu, agaknya perlu ada upaya untuk mengubah pola usaha pengrajin dari buruh menjadi produsen dan pengusaha batik yang mampu.

Waktu berlalu. Kini sudah terbentuk Kelompok Perajin Batik Pringmas yang menghimpun seluruh pembatik di Desa Papringan. Pada awalnya terdapat 225 orang pengrajin batik. Sekarang sudah mulai bertambah dengan adanya pengrajin batik cap dan konveksi.

Mereka juga sudah punya Gedung Sentra Batik Papringan yang menampung berbagai macam produk hasil karya masyarakat Desa Papringan, mulai dari batik tulis, batik kombinasi, kain jumputan, batik cap, baju batik dan kerajinan lainnya. Gedung sumbangan dari Bank Indonesia ini, dijadikan sebagai showroom yang buka setiap hari, pukul 09.00-16.00 WIB. Bagi yang berminat, terbuka kesempatan untuk melihat proses produksi batik (bahkan mencoba sendiri) di Galeri ini setiap Rabu dan Sabtu.

Gedung ini terletak di samping pendopo RW 1 Desa Papringan, di pinggir jalan desa dan di tepi Sungai Serayu, dengan pemandangan Sungai Serayu yang indah. Berjarak sekitar 15 km, dari pusat kota Purwokerto ke lokasi ini hanya perlu 20-30 menit saja dengan menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Karena itu, tak mengherankan kalau beberapa motif batik dilatarbelakangi oleh ekosistem Sungai Serayu ini.

 Sungai Serayu, di belakang Galeri Sentra Batik Papringan

Melihat perkembangannya belakangan ini, kiranya perlu ada upaya untuk menjadikan Desa Papringan sebagai Sentra Industri Batik di Banyumas, serta mengenalkan dan memasarkan Batik Papringan Banyumas ke seluruh Nusantara.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar