Selasa, 18 Agustus 2015

BANDUNG: Perpustakaan Ajip Rosidi


PERESMIAN PERPUSTAKAAN AJIP ROSIDI 

Perpustakaan Ajip Rosidi, alhamdulillah, kini telah berdiri di Jl Garut Nomor 2 Bandung dan diresmikan menjelang Hari Kemerdekaan RI ke-70. Bangunan berlantai tiga itu kini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. 

Pada tahap awal, tak kurang dari 40 ribu buku siap dinikmati secara manual dan 20 ribu di antaranya sudah dalam bentuk digital, dari berbagai denominasi keilmuan dalam berbagai ragam bahasa, tak cuma yang berbahasa Sunda. Di antaranya terdapat Majalah Mangle tahun 1960an, juga sejumlah karya tentang Indonesia yang telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Dalam biantara (pidato) peresmian yang hampir satu jam, Kang Ajip menyampaikan latar belakang munculnya gagasan pendirian perpustakaan ini, antara lain sebagai tindak lanjut dari Kongres Internasional Budaya Sunda I (KIBS I, Agustus 2001). Tak lupa disampaikan perjuangan kerasnya untuk merealisasikan perpustakaan ini, termasuk upayanya untuk memulai menggalang dana dengan menjual sejumlah lukisan koleksi pribadinya di Singapura. Sejumlah nama dan lembaga juga disebut sebagai pihak yang memberikan dukungan dan sumbangan, baik untuk pembangunan gedung maupun perlengkapan dan tambahan bukunya.

Selesai biantara, Kang Ajip mengantar pengunjung untuk melihat pameran karikatur tokoh Sunda (di lantai 1), koleksi buku (di lantai 2) dan lukisan (di lantai 3). Dalam usianya yang ke-77, kelelahan agaknya menyergapnya begitu saja, dan Kang Ajip ambruk, pingsan; -- untunglah hanya beberapa saat berkat perawatan dokter, kerabat dan sahabatnya.

Hatur nuhun Kang Ajip Rosidi, panitia dan para penyelenggara, sehingga perpustakaan ini telah siap dimanfaatkan masyarakat.

Semoga perjuangan Kang Ajip membuka mata dan hati para tokoh Sunda lainnya untuk menunjukkan kemaslahatannya bagi bangsa dan sesama. Dan harapan Kang Ajip dalam penutup biantara kiranya dapat segera menjadi kenyataan:

"Anggapan bahwa orang Sunda kurang peranannya di lingkungan nasional di antaranya disebabkan orang Sunda kurang suka membaca. Mudah-mudahan sesudah tersedia bukunya, orang Sunda tidak lagi kalah oleh orang lain".

Aamiin.

Bandung, 15 Agustus 2015.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar